TES POTENSI AKADEMIK
APAKAH TES POTENSI
AKADEMIK ITU?
Sekarang ini, pada setiap ujian tulis
penerimaan CPNS, kenaikan jabatan/pangkat, atau melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya, yaitu S2 dan S3. setiap peserta tes akan disuguhkan sebuah
tes yang disebut Tes Potensi Akademik. Bahkan mulai tahun 2010 ini
TPA menjadi bagian dari SNMPTN.
Tes Potensi Akademik adalah suatu tes yang
yang diperuntukkan mengukur kemungkinan keberhasilan seseorang apabila yang bersangkutan
melanjutkan ke dunia akademik atau memangku jabatan/golongan dimana jabatan
/golongan tersebut membutuhkan kemampuan akademis.
Saat ini, TPA telah menjadi tes standar
penyaringan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), rekrutmen karyawan swasta, serta
karyawan BUMN. Bahkan kenaikan jabatan setingkat manajer di berbagai perusahaan
juga mempersyaratkan karyawannya mencapai TPA dengan skor minimum
tertentu. Tes Potensi Akademik juga umum dipakai sebagai tes
penerimaan mahasiswa untuk jenjang S2 dan S3.
Tes Potensi Akademik
Skor TPA masing-masing penyelenggara mempunyai
kriteria sendiri, namun TPA yang telah umum dipergunakan dan diakui secara
internasional yaitu yang diselenggarakan OTO Bappenas dan bekerjasama dengan
beberapa perguruan tinggi di dalam negeri. Skor tersebut antara 200 – 800
dimana paling rendah adalah 200 dan paling tinggi (apabila benar semua) adalah
800. Seseorang dianggap mempunyai kemampuan rata-rata bila mampu mencapai skor
500 (mean). Skor TPA yang diterbitkan OTO Bappenas berlaku hingga 2 th (dua
tahun) sejak tanggal tes, dan tidak dapat diperpanjang kecuali yang
bersangkutan mengikuti tes TPA kembali. Materi soal TPA terdiri dari 3 subtest
yang masing-masing subtest memiliki skor antara 20 – 80, sehingga nilai/skor
total didapat dari penjumlahan skor ketiga subtest tersebut dibagi 3 dan
dikalikan 10 (rincian ini dapat dilihat di kertas skor TPA OTO-Bappenas).
Namun demikian anda tak perlu khawatir. Sebab
masih ada dua faktor penting lain yang mempengaruhi besar kecilnya skor TPA anda.
Yaitu berlatih soal sebanyak-banyaknya dan berlatih menguasai trik-trik TPA
tertentu. Itulah dua kunci sukses meraih skor TPA yang optimal. Jadi, ikhtiar
(upaya) untuk meningkatkan skor TPA anda adalah dengan dua hal tersebut.
Pertama berlatih soal sebanyak mungkin. Kedua, menguasai trik-trik TPA. Dua hal
inilah yang jika dikombinasikan akan menjadi sangat efektif meningkatkan skor
TPA anda.
Dengan berlatih soal-soal Tes Potensi
Akkademik ini, anda menjadi akrab dengan berbagai jenis dan tipe soal, sehingga
kemampuan analisa anda semakin terasah dan semakin tajam. Kemampuan analisa
yang tajam ini sangat membantu anda nantinya dalam menempuh tes TPA dan meraih
skor hasil yang maksimal. Untuk meningkatkan skor TPA, anda harus menguasai
trik-trik tertentu. Dengan trik-trik tersebut, anda memiliki peluang besar
untuk meningkatkan skor TPA sangat anda. Trik ini dapat anda temukan dalam buku
TPA
Materi soal TPA, TBS, TKU, TKA serupa dengan
GRE dan GMAT karena soal-soal TPA memang kombinasi antara keduanya. Pelatihan
TPA/TKU/TKA diadakan untuk mengenalkan model Tes dengan pertimbangan orang yang
mempunyai potensi tinggi namun belum pernah mengenal bentuk soal dan strategi
mengerjakan tes seleksi tersebut selalu mendapat skor/nilai yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan orang yang pernah mengikuti dan telah memahami aturan
mainnya. Dengan mengikuti pelatihan ini maka nilai dapat dimaksimalkan dan skor
yang didapat peserta lebih objektif, sebab bila setelah mengikuti pelatihan
skornya tinggi maka memang objektitif tinggi dan bila rendah maka memang
objektinya rendah.
Secara umum, Tes Potensi Akademik ini umumnya
memiliki empat jenis soal. Yaitu, tes verbal atau bahasa, tes numerik atau
angka, tes logika, dan tes spasial atau gambar.
Tes verbal (Bahasa) berfungsi untuk mengukur kemampuan
seseorang di bidang kata dan bahasa. Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan
kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan hubungan kata (Analogi Verbal),
dan tes pengelompokan kata. Umumnya terdiri dari kata-kata yang jarang ditemui
di kehidupan orang awam, yang terkadang tidak seperti Bahasa Indonesia
Tes kuantitatif ini berfungsi mengukur kemampuan
seseorang di bidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis
matematis. Tes ini meliputi Aritmetik (hitungan), Seri (deret bilangan), Logika
Bilangan (Komparasi Kuantitatif) dan Logika Aritmetik (soal cerita). Ada
beberapa trik yang dapat mempercepat penghitungan. Salah satu favorit saya
adalah x/ 8. Misal 37.5% dari 16 = 3/8 x 16 = 6. Bila dikerjakan secara biasa
akan melakukan perkalian 3 digit dengan 2 digit = 6 kali perkalian ditambah
beberapa penjumlahan. Sedangkan dijadikan pecahan cukup 1 pembagian
(penyederhanaan), 1 perkalian dan selesai .
Tes logika berfungsi mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran dan
pemecahan persoalan secara logis atau masuk akal. Tes logika ini meliputi tes
logika umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes logika
cerita dan tes logika diagram.
Sedangkan tes spasial atau tes gambar, berfungsi mengukur daya logika ruang
yang dimiliki seseorang. Tes ini meliputi antara lain tes padanan hubungan
gambar, tes seri gambar, tes pengelompokan gambar, tes bayangan gambar dan tes
identifikasi gambar
Tips Menghadapi TPA
Tes Potensi Akademik dianggap sebagai tes yang
sulit bagi sebagian besar orang. Memang soal-soal TPA tidak dirancang untuk
dijawab semuanya. Kita ambil soal matematika dasarnya sebagai contoh. 90 soal,
60 menit. Berarti 1 soal 40 detik. Orang jenius macam apa yang bisa mengerjakan
setiap soal dalam 40 detik? Untuk membaca soalnya saja sudah menghabiskan waktu
sekitar 20 detik. Ada beberapa tips dan trik yang dapat membantu anda dalam
menghadapi tes ini. Jadi, strateginya adalah dalam 20 detik membaca soal itu
kita sudah tentukan, soal ini mudah atau tidak. Kalau sulit, ya jangan
dikerjakan. Triknya adalah dengan mengerjakan soal yang mudah-mudah saja. Toh,
yang diukur di sini skornya, sedang soal TPA itu jumlahnya 250 soal, jadi bila
anda mampu mengerjakan 70% saja dengan benar, itu sudah cukup untuk meloloskan
anda untuk maju ke seleksi berikutnya, misal tes wawancara atau tes kesehatan.
Tapi ingat, kalau jumlah peserta yang ikut tes TPA ratusan atau bahkan ribuan,
maka mau tidak mau skor harus anda tingkatkan menjadi 80%. Karena, peserta yang
bakal diterima nantinya berdasarkan ranking dari nilai skor yang diperoleh.
Berikut adalah tips lebih detail dalam
menghadapi TPA
1. Satu bulan
sebelumnya berlatihlah soal-soal
TPA sebanyak
mungkin. Dan patuhilah batasan waktu dalam mengerjakan tes yang ada. Ini
penting untuk membiasakan diri anda bekerja cepat menyelesaikan soal-soal
tersebut. Jika anda tidak mematuhi batasan waktu tersebut, anda akan terbiasa
mengerjakannya dengan santai dan dalam waktu yang lama. Jika ini terjadi, dan
ketika anda mengerjakan soal tes yang sebenarnya, maka anda akan mengalami
kesulitan pengaturan waktu. Latihan soal-soal TPA sebanyak-banyaknya akan
membuat anda akrab dengan berbagai jenis dan model soal. Analisa anda dalam
mengerjakan soal-soal tersebut juga akan meningkat seiring dengan banyaknya
latihan yang anda kerjakan.
2. Dalam TPA, tes angka yang diberikan
umumnya adalah angka-angka yang bisa dikerjakan tanpa harus menggunakan
rumus-rumus matematika tertentu yang rumit. Oleh sebab itu, tak perlu anda
menghafal berbagai macam rumus-rumus matematika yang rumit untuk menghadapi tes
ini, karena hal itu justru akan membebani anda saja. Yang diperlukan adalah
logika berpikir terstruktur. Dengan banyak latihan soal, logika berpikir anda
akan terbantu untuk semakin terstruktur sehingga memudahkan anda mengerjakan
soal-soal serupa dengan cepat dan benar.
3. Saat anda mengerjakan soal-soal tes,
kondisikan diri anda dalam keadaan konsentrasi penuh. Tapi rileks. Tidak
tegang. Tidak panik. Tegang hanya akan membuat energi otak anda cepat terkuras.
Panik membuat anda mengerjakan soal secara ceroboh dan terburu-buru. Sehingga
mudah terkecoh oleh jawaban yang sekilas benar.
4. Jangan memperturutkan rasa penasaran
anda terhadap satu soal tertentu. Ini sangat berbahaya. Rasa penasaran terhadap
satu soal tertentu (biasanya terjadi pada soal-soal numerik atau angka) membuat
waktu anda terkuras untuk mengerjakan soal tersebut. Belum lagi energi anda
juga turut berkurang secara signifikan. Ditambah lagi emosi juga akan naik,
bila ternyata kemudian anda gagal menemukan jawabannya. Ingatlah bahwa setiap
butir soal dalam TPA memiliki bobot nilai yang sama. Sehingga jangan
membuang-buang waktu untuk sekedar memperturutkan rasa penasaran anda tersebut.
Jangan sekali pun anda berkutat pada satu persoalan sementara mengabaikan soal
yang lain. Anda telah terjebak dan. Anda akan menderita kerugian kehilangan
waktu hanya untuk memecahkan satu persoalan. Gunakan trik kuno, tetapi masih
efektif dilakukan.
5. Kerjakan bagian soal yang anda anggap
paling mudah, meskipun ini trik kuno, tapi harus dipraktekkan benar. Sebelum
anda menjawab soal tes, cermati lebih dulu soalnya, apakah soal termasuk yang
mudah atau sulit untuk dikerjakan. Ingat! Jangan terlalu lama
berpikir, sebab akan menghabiskan waktu hanya untuk mencermati soal. Caranya
ialah dengan mengerjakan soal dari bagian belakang, biasanya yang di
depan-depan itu lebih sulit dan lebih makan waktu, jadi tidak ada salahnya kalau
anda mencobanya mulai dari bagian belakang Karena, bila anda mampu
menyelesaikan 60% saja soal yang termudah maka anda mempunyai waktu yang cukup
untuk menyelesaikan soal yang tersulit. Ingat! 80% dari keseluruhan soal anda
jawab dengan benar dapat dipastikan anda lulus dalam ujian tertulis TPA ini.
6. Untuk bagian matematika, hafalkan
perkalian, pecahan, persentase, per-pangkatan, dan desimal yang sederhana. Ini
membantu sekali ketika anda menghadapi bagian soal hitungan bisa jadi lebih
cepat.
7. Beli buku-buku TPA, tapi
untuk bisa membayangkan soal TPA yang sesung-guhnya, kalikan kesulitannya tiga
kali. OTO BAPPENAS memang tidak kira-kira membuat soalnya. Cari soal yang
tingkat kesulitannya sama dengan OTO BAPPENAS, dan telah disesuaikan dengan
tes-tes TPA untuk semua instansi. Untuk menaklukkan soal-soal bahasa Indonesia,
sering-sering baca kolom-kolom di koran. Soal-soal bacaan/wacananya kebanyakan
diambil dari sana. Catat kata-kata asing dan aneh di telinga anda, segera
konsultasikan dengan kamus Bahasa Indonesia. Ini berlaku untuk semua soal
sinonim (persamaan kata) dan antonim (lawan kata).
8. Berlatih mengisi Teka-Teki Silang
juga baik untuk melatih daya ingat dan memperkaya kosa kata, kalau masih
mempunyai sisa waktu, cobalah menjawab langsung dengan trik “asal tembak”. Toh,
hasilnya tidak akan merubah skor anda, karena untuk jawaban salah tidak ada
nilai minus. Syukur-syukur kalau tebakan anda benar tentunya akan menambah skor
anda.
9. Kalau punya waktu dan dana lebih,
lebih baik coba ikut tes sungguhan di OTO BAPPENAS. Soal-soal TPA akan susah
dibayangkan kalau belum ngalami sendiri. Sarana terbaik lebih baik ikutan tes
sungguhan, karena dengan mengikuti tes seperti ini, anda akan lebih siap
jadinya. Jangan terpengaruh orang lain. Kalo kita lihat orang lain pas
ngerjain, bisa jadi dia udah jawab lebih banyak soal. Bisa bikin minder dan
mengacaukan mental. Nggak usah peduli, kerjain aja punya kita sendiri.
10. Pertimbangkan
untuk ikut bimbingan belajar khusus membahas soal Tes potensi Akademik. Karena dengan mengikuti pelatihan bimbingan
TPA membantu anda lebih siap menghadapi TPA.
Semoga tip’s-tip’s di atas bermanfaat bagi
anda yang hendak meraih cita-cita.
TRIK DAN CARA MENJAWAB SOAL TPA
Secara umum Tes Potensi Akademik terdiri dari 4 (empat) bidang
yang diuji, yaitu:
1. Tes Kemampuan Verbal (bahasa) meliputi tes
sinonim (padanan kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan hubungan kata
(analog! kata), dan tes pemahaman bacaan.
2. Tes Kuantitatif, meliputi tes deret angka,
tes kemampuan angka (numerical ability) atau soal hitungan, tes logika
matematika, tes aritmatika dan konsep aljabar, dan tes soal. cerita.
3. Tes Kemampuan Penalaran meliputi tes
penalaran analitik dan tes penalaran logis. Tes pada bagian ini merupakan tes
yang tersulit, karena pada bagian ini seluruh daya pikir anda akan terkuras.
Dapat dikatakan bahwa tes kemampuan penalaran ini merupakan titik kritis dari
keseluruhan tes, karena bila anda tidak benar dalam memberi kesimpulan maka
skor tinggi pada bidang lainnya tidak bisa membantu kelulusan anda. Bagaimana
mungkin anda mendapat skor tinggi pada bagian tes verbal atau kuantitatif, tapi
mendapat skor rendah pada tes penalaran. Jadi, secerdas apa pun anda kalau
tidak mempunyai nalar (logika) atau berpikir keliru, maka anda dianggap tidak
lulus.
4. Tes Kemampuan Spasial meliputi tes
klasifikasi gambar, pencerminan dan perputaran, hubungan logis dan konsistensi
sekuens, memasang bagian dan gambar, mencari gambar (kubus) identik gambar
tesembunyi, menghitung kubus, melipat dan membuka bangun (kubus/kotak)
Tes yang disajikan dalam ebook kami, secara
keseluruhan hanya 10 (sepuluh) persen berdasarkan pada “pengetahuan” dan meski
pun demikian pengetahuan yang diberikan di sini sesungguhnya dapat dimengerti
dan dipahami oleh mereka yang membaca dan mendengarnya sehari-hari.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam buku
ini memberikan variasi pada tes-tes dan di saat-saat yang sama mendorong mereka
untuk lebih menguasainya, dan meningkatkan lebih lanjut. Karena itu sangat
dianjurkan untuk melakukan tes pendahuluan sebagai latihan. Ini dimaksudkan
agar pada saat anda melakukan tes yang sesungguhnya tidak lagi kosong. Misalnya
ketika anda dihadapi oleh pertanyaan di mana hanya ada satu jawaban yang benar,
maka cobalah untuk memahami maksud dari pertanyaan itu. Hal ini untuk
menghindari “Bizarness” yakni jawaban yang sangat menyimpang, dan bukan salah
pengertian, akan tetapi disalah arti-kan, atau “Overinklusi” yakni memberikan
jawaban yang terlalu umum atau mengambang sehingga konsep delimitasinya menjadi
hilang (Yul Iskandar, Test Intelegensi Gamma. 19).
1. Tes Verbal
Tes ini dilakukan untuk menguji kemampuan
peserta tes dalam kecakapan, ketrampilan, kecepatan, dan kebenaran mengolah
kata atau untuk melihat bagaimana pemikiran anda dalam menggunakan kata-kata.
Intelegensi sangat berkorelasi dengan kemampuan verbal jauh lebih tinggi dari
korelasi dengan tes numerik dan tes visual, dan masih di bawah tes logika. Tes
verbal ini tergantung sekali kepada kemampuan bahasa dan secara tidak langsung
pada pendidikan. Meskipun tes ini tergolong mudah, karena itu disarankan untuk
memperoleh nilai tinggi pada tes ini. Meskipun soalnya tidak terlalu sulit,
namun tes jenis ini cukup menentukan hasil tes. Karena bukannya jawaban benar
atau salah yang dinilai melainkan adalah penalaran (logika) dan kecepatan anda
berpikir dalam menelaah soal dan mencari solusi dalam waktu singkat.
Tes verbal ini terdiri dari beberapa bentuk
tes, diantaranya tes informasi, tes vokabuler, tes kosakata, tes persamaan kata
(sinonim), tes lawan kata (antonim), tes similariti, dan tes analogi.
A. Tes Kosakata (Vokabulery)
Tes kosakata
(vokabulery test) ini adalah tes yang ingin mengetahui sejauh mana kemampuan
seseorang mengenal perbendaharaan kata. Banyaknya perbendaharaan kata yang
dikuasai tidak bergantung pada pendidikannya, akan tetapi pada intelegensinya.
Namun demikian intelegensi ini juga berkaitan dengan masa pendidikan yang
dilaluinya, dan kemampuan menyerap informasi seluas-luasnya. Tes ini pada
prakteknya berkorelasi kuat dengan inteligensi umum. Dalam tes ini sering
menggunakan bahasa Inggris karena bukan sebagai syarat menunjukkan salah satu
kemampuan untuk berbahasa, tetapi lebih menunjukkan bisa mengerti dan bisa
mendapat informasi. Faktanya bahasa Indonesia belum memungkinkan kita bisa
menguasai ilmu dan teknologi. Karena untuk menguasai ilmu dan teknologi
seseorang harus bisa atau mengerti bahasa, minimal bahasa Inggris. Nah di Tes Potensi Akademik ini, bukan berarti berpendapat
pendidikan mempengaruhi inteligensi tetapi sekali dikemukakan bahwa inteligensi
mempengaruhi pendidikan.
Contoh 1:
Lengkapilah titik-titik dalam tanda kurung
dengan hurufyang sesuai sehingga mempunyai makna yang artinya sesuai dengan
pertanyaan yang disebelahnya.’
1. keadaan tidak
sadarkan diri ( p .’. . s . . ) pingsan
2. tidak berisi (. . m
. a
)
hampa
3. kegemukan (o . .
si. . s) obesitas
4. pick up (c. ..
s.)
choose
Contoh 2:
Lengkapilah titik-titik dalam tanda kurung
dengan huruf yang sesuai yang artinya sama dalam satu segi lainnya sama
seperti yang disebelah kanan.
Kiat Jitu Menghadapi TPA (Tes Potensi
Akademik)
1. Cambuk ( d . . a .) ikat. derai
2. Catatan ( d . . t. . ) bersandar. daftar
3. kontes (k…p..i..) sama kompetisi
4. computer instrument ( m . . . e ) rodent mouse
B. Tes Sinonim (padanan kata)
Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang
hampir sama atau sepadan. Orang yang menguasai sinonim berarti menguasai vokabuler.
Disamping itu dengan menguasai sinonim berarti dapat pula mengolah berbagai
kata. Setiap kata sebenarnya mempunyai banyak sinonim, sesuatu yang
kelihatannya sama, akan tetapi ada perbedaan nuansa bagi tiap-tiap bahasa. Tes
ini merupakan kemampuan seseorang untuk berbahasa. Kadang kala soal bisa
berasal dari kata asing (bahasa Inggris). Nah, untuk soal dari kata asing ini,
anda harus menterjemahkan lebih dulu baru kemudian mencari padanan katanya.
Karena itu bacalah dengan cermat setiap petunjuk yang diberikan pada setiap
bagian tes.
Berikut 3 (tiga) contoh tes sinonim (padanan
kata) dan cara menjawabnya.
Petunjuk soal:
Soal dari tes persamaan kata ini meminta anda
untuk mencari satu kata yang sepadam atau sama atau serupa maknanya dengan
makna kata yang tercetak dengan hurufkapital (besar) yang diminta.
1. ANONIM =
nama kecil
tidak Jenius pemandangan
a. nama singkat
b. singkatan
c. tanpa nama
d. kepanjangan dari
2. PANDIR =
a. agak pintar b. bebal c. pandai hadir
d. cebol e. pendek
3. OBESITAS =
a. kurus b. tambun c. tinggi d.
cebol e.pendek
Cara menjawab soal:
1. Jawaban: c Pembahasannya:
Untuk menjawab soal nomor 1 (satu) ini,
cermati dan pahami soal di mana anda diminta untuk mencari padanan kata dari
kata ANONIM. Bila kata ini masih terlalu sulit untuk dicerna atau asing, anda
bisa mulai dari pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan a (nama singkat) bila
diterjemahkan ke dalam bahasa inggris berarti “Initial” dan pilihan ini jelas
tidak semakna dengan kata yang dimaksud. Begitu juga dengan pilihan b
(singkatan), kata ini semakna dengan dengan kependekan atau nama singkat. Jadi
pilihan b ini bukan pilihan yang tepat. Pilihan jawaban c (kepanjangan dari)
jelas ini jawaban yang melawan arus jadi bisa anda abaikan.
Sekarang mari kita lihat pilihan jawaban d
(tanpa nama) yang bila diterjahkan ke dalam bahasa Inggris berarti “No Name”.
Kata ini sepadan atau semakna dengan anonym, yaitu keadaan tanpa nama atau
tidak diketahui namanya. Jadi, pilihan d adalah pilihan jawaban yang tepat.
Jika pilihan d ini anda anggap sebagai pilihan
jawaban yang benar, maka pilihan jawaban e bisa anda abaikan.
2. Jawaban: b,
Pembahasannya:
Kata “PANDIR” mungkin asing bagi telinga kaum
muda sekarang, tetapi tidak banyak para orangtua atau mereka yang menyukai
sastra. Untuk menjawab soal ini perhatikan pilihan jawaban, apakah termasuk
dalam satu kelompok atau berdiri sendiri. Dalam pilihan jawaban, kita mendapati
tiga makna yang sekelompok, yaitu a (agak pintar), (bebal), dan d (tidak
Jenius) sedang pilihan yang lain bisa anda abaikan. Perhatian bila anda
pusatkan pada dua makna “agak pintar” dan “tidak jenius”, mungkin soal yan
dimaksud berkaitan dengan kecerdasan. Bila kedua pasangan kata tadi mengandur
makna kurang cerdas atau tidak pintar, tetapi bukan berarti bodoh, maka padanan
ka yang dimaksud dalam soal, yaitu yang berkaitan dengan kepintaran. Kalau
pilihan dan d mengandung makna atau artian tidak pintar, ini bukan pilihan
jawaban yar benar, karena tidak mungkin dalam satu soal terdapat dua jawaban.
Jadi, pilihan jawab bisa tertuju pada jawaban b. bebal. Kata bebal ini
mengandung arti bodoh sekali sepadan dengan kata pandir.
3. Jawaban:
b Pembahasannya
Bila anda tidak paham dengan kata OBESITAS,
maka caranya dengan mencermati pilih jawaban. Dalam soal terdapat tiga kata
yang dominan dalam satu kelompok, yaitu pilih c (tinggi), d (cebol), e
(pendek). D dan e mengandung arti yang sama yaitu tidak tinggi Sedang c jelas
berbeda dengan a, b, d, dan e. Untuk menjawab pertanyaan ini anda hai
berhati-hati, karena tidak ada dua jawaban dalam satu soal maka pilihan d dan e
b anda abaikan. Pilihan sekarang terpusat pada pilihan a, b, dan c. Pilihan a
dar mengandung arti yang berlawanan, a (kurus) berarti tidak gemuk, sedang b
(tambi mengandung arti tubuh yang gempal atau gemuk. Karena jawaban soal yang
dimi: adalah kata yang sepadan bukan lawan kata, maka kata yang sepadan dengan
“obesit adalah gemuk atau tambun. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah
pilihan b.
C. Tes Antonim (lawan kata)
Tes yang berikutnya ialah tes antonim. Tes ini
juga menunjukkan kemampuan vokab seseorang, dan merupakan salah satu indikator
inteligensi seseorang. Kalau pada sinonim yang dicari adalah arti kata yang
sama, pada antonim justru kebalikan atau lawan kata. Tujuan utama dari antonim
adalah mengenal relasi dari kata-kata itu. Bila ada hitam, ada putih, bila ada
bayi, maka ada kakek dan sebagainya. Dengan demikian setiap kata
dicoba untuk mencari antonimnya.
Contoh:
1. TEMPORER:
a. jarang b. sering
c. sesekali d. sementara e.
tidak pernah
2. PANGKAL: a. hulu
b. asal c. awal d. ujung e.
kuala
3. TUBA: a. pahit
b. madu c. racun d. bisa
e. nila
Cara menjawab soal
1. Jawaban: b
Perhatikan kata “temporer” yang dimaksud
bermakna waktu yang sifatnya sementara tidak sering. Kata ini juga sepadan
dengan (c) sesekali atau (a) jarang, tetapi pernah melakukan dan berbeda dengan
(e) tidak pernah. Bilapilihan jawaban a, dan c mempunyai arti yang setara dengan
(d) sementara atau temporer berarti ini bukan pilihan jawaban yang tepat,
karena soal yang diminta adalah lawan kata (antonim) bukan persamaan kata
(sinonim). Jadi, pilihan yang tepat untuk menjawab soal ini adalah pilihan b.
2. Jawaban: d
Kata “pangkal” menyatakan sisi bagian muka
atau bawah (pohon). Bila kata ini mempunyai arti yang sepadan dengan bagian
muka, (a) hulu, (b) asal, (c) awal, dan (d) kuala, maka lawan kata dari bagian
muka adalah bagian akhir atau sisi bagian ujung. Jadi pilihan jawaban yang
tepat adalah d.
3. Jawaban: b
Bila ada pernah mendengar ungkapan “air susu
dibalas dengan air tuba”, maka ‘tuba’ menyatakan sesuatu rasa yang tidak
mengenakkan, terasa pahit (pilihan a). Sedang kata “tuba” juga berarti racun
(pilihan c), dan berasal dari “bisa” (pilihan d). Kalau “tuba” dianalogikan
dengan rasa tidak enak atau (a) pahit, (c) racun, dan (d) bisa, jadi lawannya
adalah sesuatu hal yang bersifat manis, sedang rasa manis dapat juga berasal
dari madu (pilihan b). Jadi, lawan dari kata “tuba” adalah “madu”, yakni
pilihan b.
Ingat! Ketika menjawab soal subtes sinonim dan
antonim ini hendaknya anda mengerjakannya dengan cepat, ini untuk memberi waktu
yang lebih leluasa pada bagian tes kuantitatif dan tes penalaran nantinya.
D. Tes Analogi (padanan hubungan kata)
Tes Potensi Akademik pada bab ini dikembangkan dari tes
persamaan (similariti). Selain kemampuan bahasa juga kemampuan logika serta
berpikir secara abstrak. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan Anda perihal arti atau makna yang tersirat dari kata, fungsi kata,
dan pemakaian berikut padanan fungsi (analog) dengan kata lain. Perlu anda
ketahui disini bahwa tes ini seluruhnya mengandalkan daya nalar anda untuk
mencari hubungan kata yang tepat. Jadi, meskipun soalnya sederhana, akan tetapi
walaupun demikian dapat pula menimbulkan persoalan pada mereka yang kurang
cerdas
Contoh:
1. Meja terhadap kursi seperti:
a. cangkir b. pinggang c. piring d. kaki
a. cangkir b. pinggang c. piring d. kaki
2. Jarum terhadap benang seperti:
a. kapas b. Menjahit c. pemimpin d. pengkitut
a. kapas b. Menjahit c. pemimpin d. pengkitut
3. Tengkorak terhadap otak seperti kulit
terhadap
a. isi b. inti c. rambut d. warna
a. isi b. inti c. rambut d. warna
Jawaban:
1. Jawaban: a— c
Dalam hubungan kata ini, anda harus melihat
kata meja dan kursi. Kedua kata ini saling melengkapi meskipun dapat berdiri
sendiri. Dari pilihan jawaban tentunya harus mengikuti pola dari soal yang
dimaksud, yaitu meja dan kursi. Bila benda cangkir (pilihan a) dipasangkan
dengan pilihan b, c, atau d, apakah kedua benda tersebut saling melengkapi atau
malah saling bertolak belakang, atau tidak ada hubungannya sama sekali. Dari
pola hubungan kata tersebut, maka pasangan benda yang memenuhi
syarat adalah pilihan a (cangkir) dan c (pinggan). Konklusinya adalah biasanya
untuk melengkapi meja diperlukan kursi, seperti cangkir biasanya dilengkapi
dengan pinggan. Cangkir dan pinggang.
2. Jawaban: c — d
Pemimpin dan pengikut (dalam jahit menjahit
biasanya benang mengikuti jarum).
3. Jawaban: a
Otak dibungkus oleh tulang yang disebut
tengkorak seperti kulit terhadap isi.
Model lain tes analogi seperti diberikan dalam
contoh berikut. Contoh:
MENGANTUK : TIDUR =
a. jatuh : sakit
d. minum: limun
b. obat : sehat
e. makan: gizi
c. resep : obat
Disini terdapat soal atau kata “MENGANTUK” dan
“TIDUR”, apa hubungan antara kedm kata tersebut ? Hubungannya adalah “jika
orang mengantuk biasanya tidur”. Lalu adakah hubungannya dengan pilihan
jawaban atau tidak ada hubungan sama sekali, disinilah letak persoalannya.
Manakah dari pilihan jawaban yang mempunyai padanan hubungan kata (analog)
dengan soal. Dalam hal ini jawabannya adalah (a) jatuh : sakit, mengapa? Karena
orang yang jatuh biasanya sakit. Dengan demikian antara jawaban dengan soal
mempunyai suatu kedekatan hubungan.
Tes Mengerti Bacaan
Tes ini bukan ditujukan untuk mengetahui
kemampuan membaca cepat, tetapi membaca sebagaian dari tulisan (bacaan),
biasanya terdiri dari 3 atau lebih paragraf, sehingga terlalu pendek untuk
sebuah tes membaca cepat. Yang dimaksud dengan tes mengerti bacaan ini adalah
pengertian dari yang dibaca secara mendalam, dan lebih baik lagi bila mengerti
topik yang diperbincangkan.
Tes mengerti bacaan ini dapat mengenai apa
saja, tentu saja bila topik atau tema yang ditulis mengenai hal yang Anda
mengerti maka soal menjadi lebih mudah. Lain persoalannya bila ternyata topik
yang dibicarakan belum Anda mengerti atau masih asing ditelinga Anda, maka hal
itu akan menjadi sulit. Tetapi Anda sebagai orang yang berpendidikan tentunya
mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas, maka diharapkan akan mampu membaca
dan mengerti apa saja yang dibaca. Dan anda tidak perlu benar mengetahui apa
yang ditulis penulis benar atau salah, karena maksud tes ini bukan untuk
menguji pengetahuan Anda terhadap subjek itu. Melainkan mengerti dan memahami
apa yang dimaksud atau yang ingin disampaikan dalam tulisan (bacaan) itu.
Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
berkisar pada pertanyaan mengenai gagasan pokok dari tulisan, yang lebih
spesifik lagi misalnya, logika dari tulisan, apakah ada hubungan logis dari
topik-topik yang dibicarakan, tujuan penulisan, implikasi dari tulisan, dan
tekanan serta gaya dari tulisan itu sendiri. Mungkin juga ada pertanyaan yang
anda diminta untuk menilai atau memberikan kesimpulan, apakah tulisan itu
bersifat naratif, destruktif (merusak) atau malah sebaliknya, atau suatu opini
tanpa didukung oleh fakta, dan sebagainya.
Tes Kemampuan Kuantitatif
Tes deret angka
Masing-masing soal merupakan deret atau seri
yang belum selesai yang mengikuti rangkaian atau seri bilangan dengan urutan
tertentu. Tugas Anda adalah mempelajari dan meneliti setiap deret-deret atau
seri-seri untuk menetapkan urutannya. Kemudian lihatlah pilihan jawaban.
Pilihlah salah satu alternatif yang disediakan yang Anda anggap akan
menyelesaikan deret-deret itu sesuai dengan pola yang telah ditetapkan.
Contoh : 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13,….
A.15 B.16 C.17
D.18 E.19
Dalam contoh pertanyaan 1, aturannya adalah
dengan menambah 2 pada tiap-tiap bilangan (l + 2 = 3;3 + 2 = 5; dan
seterusnya). Bilangan berikut dalam seri atau deret ini adalah 13 maka yang
berikutnya adalah (13 + 2 = 15). Maka dari 14 yang ditandai dengan huruf (A)
adalah jawaban yang benar.
Tetapi tidak jarang dalam satu deret angka
terdapat dua sampai tiga pola, misalnya: 1 3
4 7 9 13
16 21 25 …..
solusinya lihat contoh di bawah ini:
+ 10
Jadi seri pertama dimulai dari angka 1
kemudian untuk deret berikutnya melompat satu angka demikian seterusnya. Sedang
deret kedua, dimulai dari angka 3 dan melompat satu angka untuk deret
berikutnya. Dalam hal ini jawabannya adalah 21 + 10 = 31.
Tes Kemampuan Numerik
Tes ini biasanya tidak sesulit atau serumit
tes-tes lain, namun demikian bukan berarti tes ini mudah dilalui dan pasti
mendapat nilai tinggi dalam tes ini. Meskipun kelihatan cukup mudah,
penilaiannya menitikberatkan pada kecepatan dan ketelitian dalam menjawab.. Tes
ini dilakukan untuk menguji kecepatan, kekonsistenan, dan keakuratan menjawab
soal dalam bentuk bilangan-bilangan biasanya berbentuk barisan atau deret baik
memanjang secara vertikal, maupun memanjang secara mendatar, atau bisa juga
mengisi angka-angka dalam kolom atau kotak-kotak kosong yang harus diisikan
atau perpangkatan, faktorial, desimal, dan sebagainya. Untuk menyelesaikan tes
ini diperlukan kecepatan dan keakuratan dalam menjawabnya, jadi jangan terlalu
untuk berpikir, bila dirasa sulk segera tinggalkan dan kerjakan soal lainnya.
Contoh:
(34 + 74) x 25 =
jawabnya 34 + 74 = 108 x 25 = 2700
Tes Penalaran Aritmatika (Arithmetic Reasoning
Test)
Dalam model tes ini biasanya soal diberikan
dalam bentuk cerita, tetapi ada kalanya soal dalam bentuk gambar teknikal, karena
itu tes ini sering juga disebut dengan tes kemampuan teknikal. Tes dalam bentuk
ini sering dikelompokkan dalam kelompok tes Konsep Aljabar dan Aritmatika.
Soal antara kemampuan teknikal dengan soal
konsep aljabar ini tidak banyak berbeda. Kalau dalam soal kemampuan teknikal
lebih banyak menekankan pada kemampuan teknis praktis, sedang dalam soal konsep
aljabar lebih banyak menekankan pada konsep-konsep aljabar secara teoritis.
Bagian tes dalam soal bisa berbentuk gambar teknik atau soal seperti pada umumnya
yaitu soal cerita yang bersandarkan pada pengetahuan praktis.
Contoh:
1. Seorang pedagang mebel menjual kursi lipat
dengan harga Rp 290.000,-. Berapakah jumlah uang yang dibayarkan pembeli pada
pedagang mebel jika kursi lipat itu mendapat diskon 20%?
A.Rp 258,000,-, B.Rp
232.000,- C.Rp 348.000,- D. Rp 332.000 E.Rp 330.000,-
Jawab:
Rp.290.000-(20% x 290.000) = 290.000-58.000 =
232.000. Jadi jawaban yang benar adalah B (Rp.232.000).
2. Dari 30 orang pelamar pekerjaan, diketahui
bahwa 12 orang berumur lebih dari 30 tahun, dan 20 orang ternyata bergelar
sarjana. Di antara pelamar yang bergelar sarjana 10 orang berumur lebih dari 30
tahun. Berapa orangkah yang bukan sarjana dan berumur kurang dari 30 tahun?
Pembahasan; diketahui:
A = Pelamar yang bergelar sarjana n (A)
= 20
B = Pelamar yang bukan sarjana n (B) = ?
P = Pelamar sarjana yang umurnya lebih
dari 30 tahun.
Q = Pelamar bukan sarjana dan umurnya kurang
dari 30 tahun. n (A) = 20; n (B) = 10; n (Q) = 12 – 10 = 2; dan n (C) – 30 – 20
= 10 jadi pelamar yang bukan sarjana dan usianya di bawah 30 tahun adalah n (B)
– (Q) atau n (B – Q) = 10 – 2 = 8.
Tes Kemampuan Daya Nalar (Logika)
Dalam tes ini yang ingin diketahui adalah
bagaimana cara Anda mencerna dan
menganalisis sesuatu informasi untuk kemudian
menarik kesimpulan logis. Apakah dalam hal ini cara berpikir Anda menganut
aturan-aturan yang logis (nalar) sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang
benar. Alasan mengapa tes logika ini selalu disertakan dalam setiap
penyelenggaraan seleksi adalah apabila anda dihadapi oleh permasalahan yang
pelik, ia tidak serta merta meminta nasehat dari orang yang lebih
berpengalaman, tetapi berusaha semampunya untuk memecahkan masalahnya tersebut
sendiri. Selain itu bagi mereka yang ingin melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi, logika atau daya nalar Anda adalah sangat menentukan sekali bagi
kelanjutan studi. Karena bukan saja otak cemerlang yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan studi, tetapi juga daya nalar atau pola pikir Anda sangat
berpengaruh pada hari-hari studi Anda. Jadi mengapa tes kemampuan daya nalar
(logika) ini selalu disertakan dalam setiap tes seleksi, terutama dalam tes
potensi akademik dan tes bakat skolastik adalah untuk mengetahui sejauh mana
daya pikir Anda dalam mencerna, menganalisa, dan menarik kesimpulan dari
suatu fakta-fakta yang diketahuinya.
Secara umum tes kemampuan daya nalar (logika)
ini dapat dibagi dalam dua model tes, yaitu 1) model penalaran logis dan 2)
penalaran analitik
<• Penalaran Logis
Tes model penalaran logis ini menyangkut pola
berpikir anda dan cara penarikan kesimpulan (silogisme) dari dua proposisi atau
premis-premis, sedang kesimpulannya adalah konklusinya. Predikat dari konklusi
disebut term mayor,sedang subjek dari konklusi disebut term
minor. Premis yang mengandung term mayor disebut premis
mayor (pikiran utama) dan premis yang mengandung term minor
disebut premis minor (pikiran selanjutnya). Untuk memudahkan
penjelasan perhatikan contoh berikut:
Contoh:
(1) Premis mayor
(2) Premis minor
(3) Kesimpulan Proposisi no 1
Proposisi no 2 Term mayor Term minor
Semua peserta tes bernapas dengan paru-paru
Andi adalah peserta tes
Andi bernapas dengan paru-paru
Premis mayor, karena mengandung term mayor.
Premis minor, karena mengandung term minor.
bernapas dengan paru-paru (predikat).
peserta tes (subjek).
*•* Penalaran Analitik
Tes ini melihat kemampuan Anda untuk membuat
logis suatu hubungan-hubungan faktual dan menyelesaikan informasi-informasi
yang kacau balau, serta kemampuan untuk berpikir seperti membatasi diri hanya
pada fakta, memecahkan persoalan dan berhubungan dengan gagasan lain.
Dalam rangka menjawab soal tes kemampuan daya
nalar ini, terutama sekali dalam proses berpikir untuk menuju pada sebuah
kesimpulan, penting untuk diketahuai mengenai penalaran itu
sendiri.Penalaran (reasoning, jalan/pola pikiran) adalah suatu
proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta yang diketahui
menuju kepada suati; kesimpulan. Dengan kata lain penalaran merupakan sebuah
proses berpikir untuk mencapa suatu kesimpulan. Penalaran bukan saja dapat
dilakukan dengan mempergunakan fakta fakta yang masih berbentuk polos, tetapi
dapat juga dilakukan dengan mempergunakai fakta-fakta yang telah dirumuskan
dalam kalimat-kalimat yang berbentukpendapat atai kesimpulan. Kalimat-kalimat
semacam ini, dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebu proposisi. Proposisi
dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaranny atau
dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Sebuah pernyataan
dapa dibenarkan apabila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk
membuktikannya. Sebalikny sebuah pernyataan atau proposisi dapat ditolak atau
tidak valid (sahih) apabila terdapat fakts fakta yang menentangnya. Untuk lebih
jelasnya lagi perhatikan contoh berikut:
Semua ciptaan Tuhan akan mati.
Badak Jawa sudah punah.
Dua kalimat di atas merupakan proposisi,
kalimat yang pertama dapat dibuktikan kebenarannya, dan kalimat yang kedua
dapat ditolak karena fakta-fakta yang ada menentang kebenarannya. Meskipun
demikian keduanya tetap merupakan proposisi.
Di dalam Tes Potensi Akademik bagian
tes penalaran ini, sering sekali Anda diminta untuk menyimpulkan
pernyataan-pernyataan, Di dalam menyimpulkan pernyataan-pernyataan tersebut
Anda harus berpikir secara logis. Untuk menghindari salah pikir atau pikiran
sesat hendaknya dalam memberikan suatu kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
sedapat mungkin hindari penarikan kesimpulan berdasarkan perasaan. Penarikan
kesimpulan dengan cara ini lebih banyak salahnya daripada benarnya.
Agar anda bisa berpikir dengan logis, maka ada
baiknya anda pelajari baik-baik apa yang dimaksud dengan pernyataan di bawah
ini.
“Ada P yang merupakan Q”
Dalam pelajaran matematika, kata ‘ada’ dapat
diartikan dengan kata ‘beberapa’. Perhatikan penggunaan kata ‘ada’ dalam
konteks kalimat berikut.
“Dalam suatu ruangan terdapat 5 orang memakai
setelanjas, sedang 10 orang lainnya memakai baju safari”.
Berdasarkan keterangan di atas dapat
disimpulkan, bahwa:
(i)
Ada orang yang memakai setelan jas,
(ii) ada orang yang
memakai baju safari, dan
(iii) tidak ada orang yang
memakai setelan jas dan baju safari.
Jika jas dan baju safari merupakan himpunan,
maka pernyataan tersebut dapat diganti menjadi “Ada anggota P yang merupakan
anggota Q” atau dapat dinotasikan P ? Q ? ? . Jadi, dari pernyataan (i) dan
(ii) dapat disimpulkan bahwa P C Q, yakni semua anggota P merupakan anggota Q.
Akan tetapi, dalam pernyataan (iii) dapat disimpulkan bahwa tidak semua anggota
P merupakan anggota Q —> P <t Q.
Dengan demikian, dari pernyataan “Ada
P yang merupakan Q” dapat diganti dengan “Mungkin semua P
merupakan Q”. Ada baiknya selalu menggunakan kata ‘mungkin’ dalam
menganalisis pernyataan. Karena kata ‘mungkin’ menunjukkan suatu hal yang belum
pasti, artinya ada kemungkinan lain.
(i) “Mungkin beberapa orang
memakai setelan jas” atau (ii) “Mungkin beberapa orang tidak
memakai setelan jas”.
Perhatikan contoh berikut. Suradi adalah
seorang buruh pabrik. Banyak buruh pabrik yang malas kerja. Agus adalah teman
Suradi. Maka:
A. Suradi itu malas
B. Agus itu malas
C. Agus mungkin teman
sekerja Suradi
D. Teman-teman Agus semuanya rajin
E. Teman-teman Suradi
semuanya rajin.
Pembahasan:
Tentang Agus hanya kita ketahui bahwa Agus
adalah teman Suradi. Dan Suradi adalah buruh pabrik. Terlepas dari persoalan
‘banyak buruh pabrik yang malas’, mungkin buruh pabrik lainnya atau malah buruh
pabrik di tempat Suradi bekerja. Tetapi yang jelas Agus mungkin teman sekerja
Suradi. Jadi kesimpulan (C) yang tepat.
Tes Kemampuan Spasial
Tes kemampuan spasial ini adalah untuk menguji
sejauh mana kemampuan Anda memvisualisasikan sesuatu benda dan membuat
pengertiannya serta berpikir secara abstrak melalui benda atau simbol-simbol.
Dalam tes ini secara umum dikelompokkan dalam
beberapa model tes yang semuanya menggunakan simbol-simbol atau gambar.
Tes Irama Gambar
Soal
TPA untuk tes irama
bergambar adalah salah satu instrumen tes yang digunakan, baik dalam psikotes
umum maupun dalam tes bakat skolastik. Tes ini bertujuan untuk menguji sejauh
mana kemampuan Anda memvisualisasikan sesuatu benda dan membuat pengertiannya
serta berpikir secara abstrak melalui benda atau simbol-simbol.
Banyak model tes ini yang semuanya memakai
media gambar (visual) dalam suatu persoalan. Tugas Anda adalah mencari satu
gambar yang hilang atau gambar selanjutnya yang seharusnya diisi dari
sekelompok gambar. Kecepatan melihat dan mudahnya anda berpikir melalui simbol-simbol
merupakan kunci utama dalam menyelesaikan tes ini.
Tes Pemikiran Perseptual
Tes ini menilai
kemampuan dan ketelitian Anda dalam melihat suatu gambar atau simbol-simbol
yang tersedia dan mencari tahu jawaban yang tepat. Tiap soal biasanya terdiri
dari sembilan gambar dan lima pilihan jawaban. Dalam soal terdapat satu gambar
yang hilang, tugas Anda mencari satu gambar yang hilang dengan memilih salah
satu gambar yang seharusnya dari kelima pilihan gambar yang tersedia
0 komentar:
Posting Komentar